Unsupported Browser
Browser tidak didukung
Maaf, situs web kami tidak mendukung Internet Explorer. Untuk menikmati situs web kami, coba gunakan browser baru seperti Google Chrome, Microsoft Edge, Safari atau Mozilla Firefox.
crif_invertito
Indonesian chevron-right
Gabung person-primary Siapa kita Produk Kontak Cara Pembayaran Berita arrow-left-white Back Kebijakan Cookie Kebijakan Privasi Ketentuan Penggunaan Indeks Perusahaan
Telusuri bisnis search-white
Opsi lanjutan down-inverse

Perekonomian di tengah pandemi di Indonesia


Pandemi COVID-19 berdampak signifikan terhadap perekonomian dunia dan Indonesia pada khususnya. Terjadi penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan dalam beberapa triwulan terakhir, dimulai pada awal tahun 2020. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan hingga 2,97% (y-o-y). Kondisi tersebut memburuk seiring dengan pandemi COVID-19 yang menghambat seluruh aktivitas ekonomi di Indonesia dan dunia.
Sebenarnya di awal tahun 2020 kondisi perekonomian mulai membaik, dan diyakini akan memberikan pertumbuhan positif di beberapa sektor industri. Namun, karena pandemi COVID-19, semua prediksi pertumbuhan sektor industri menjadi terbalik, tidak hanya sektor ekonomi, tetapi angka kesehatan dan kematian juga semakin menurun.

Pada Maret 2020, Indonesia telah mengkonfirmasi kasus COVID-19 pertama, dan pada April 2020, PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar) diperkenalkan di Indonesia. Dengan adanya regulasi tersebut, hampir seluruh aktivitas perekonomian terhenti sehingga terjadi penurunan drastis sebesar -5,32% (y-o-y) pada Q2-2020. Bahkan hingga saat ini pun masih banyak kota-kota besar yang berstatus zona merah bahkan hitam. Karena ketidakpastian ini, bisnis terpaksa dan melawan COVID-19 untuk bertahan hidup.

Pada Q3-2020 dan Q4-2020, VISI memprediksi pertumbuhan ekonomi pada Q3 / 2020 dan Q4 / 2020 akan negatif. Meski penurunannya tidak separah pada Q2-2020, namun belum bisa diperbaiki. Diperkirakan penurunan akan terjadi pada -4,47% (y-o-y) pada Q3-2020 dan -4,89% (y-o-y) pada Q4-2020. Jika hal ini terjadi, perekonomian Indonesia secara teknis akan mengalami resesi.
Beberapa faktor akan mempengaruhi perekonomian di tahun 2020. Pertama, konsumsi rumah tangga mengalami perbaikan yang tercermin dari data mobilitas, meski masih negatif. Kedua, konsumsi pemerintah pada triwulan III-2020 meningkat tajam sejalan dengan akselerasi realisasi belanja pemerintah. Ketiga, investasi sedikit membaik, namun masih lemah yang tercermin dari indikator kegiatan konstruksi, impor barang modal, dan penjualan kendaraan niaga. Namun, perbaikan aktivitas ekonomi masih terhambat. Kegiatan investasi masih ditunda.

Berdasarkan pertumbuhan industri sektoral di Indonesia pada masa pandemi COVID-19, beberapa perusahaan mengalami pertumbuhan negatif saat memasuki Q3-2020, yaitu Administrasi Pemerintahan Pertahanan, dan Penyelenggaraan Jaminan Sosial, Transportasi dan Gudang Akomodasi dan Makanan dan Minuman. Perdagangan Grosir dan Eceran: Perbaikan Mobil dan Motor, Konstruksi, Pengadaan Listrik dan Gas, Penambangan dan Penggalian, Layanan Korporasi, Layanan Kesehatan, dan Kegiatan Sosial, dan Layanan Lainnya. Sektor-sektor ini terkena dampak PSBB karena sebagian besar bisnisnya berkaitan erat dengan kegiatan luar ruangan dan rentan terhadap kegiatan sosial berskala besar.

Tidak semua sektor mengalami pertumbuhan negatif; beberapa sektor mengalami pertumbuhan yang positif, seperti Sektor Informasi dan Komunikasi. Sektor penyediaan air, pengelolaan limbah, persampahan dan daur ulang, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami penurunan pada Q2-2020, namun berhasil meningkat kembali pada Q3-2020. Sektor-sektor ini menghasilkan produk esensial, kebutuhan kebersihan, dan menyediakan jaringan komunikasi yang sangat dibutuhkan selama pandemi COVID-19.

Para pelaku bisnis berharap pandemi ini segera berakhir dan perekonomian kembali membaik. Karena dilihat dari segi prospek, sebagian besar sektor di Indonesia masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.